*Akbar
Mappiare (091104027)
DEFINISI
ILMU
Kata ilmu
secara etimologi berarti tahu atau pengetahuan. Kata ilmu berasal dari bahasa
Arab “Alima-ya’lamu, dan science dari bahasa Latin Scio, scrie artinya to know.
Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah epitisteme. Sedangkan
secara terminology ilmu atau science adalah semacam pengetahuan yang mempunyai
cirri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat tertentu. Menurut ensiklopedia
pengertian ilmu adalah “Ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu,
yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi
kesatuan suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode
tertentu (induksi, deduksi).
Ilmu
merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan
teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian
ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain). Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu merupakan
pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Sedangkan
pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai
matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common
sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan
berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat
cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik
berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan
lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu. Persyaratannya tersebut yaitu:
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Pengertian
matematika sekolah menurut Erman Suherman (1993) mengemukakan bahwa matematika
sekolah merupakan bagian matematika yang diberikan untuk dipelajari oleh siswa
sekolah (formal), yaitu SD, SLTP, dan SLTA. Menurut Soedjadi (1995) matematika
sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara lain
dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan
sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para
siswa.
Matematika
di sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Para siswa memerlukan
matematika untuk memenuhi kebutuhan prkatis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya dapat berhitung isi dan berat, dapat
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menafsirkan data, dapat menggunakan
kalkulator dan komputer. Selain itu, agar siswa mampu mengikuti pelajaran
matematika lebih lanjut untuk memahami bidang studi lain, dan agar para siswa
mampu berpikir logis, kritis, praktis, serta berpikir positif dan kreatif.
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya menggunakan strategi,
pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar
oleh karena itu, matematika memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa
agar mempunyai bekal pengetahuan dan pembentukan sikap serta pola pikirnya.
Pembelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik:
1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan algoritma secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2.
Menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan matematika.
3.
Memecahkan masalah, meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menafsirkan solusi yang
diperoleh.
4.
Mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, diagram, untuk memperjelas masalah.
5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan. Sebagai bahan untuk mengingatkan kita akan standar
kompetensi pelajaran matematika ini maka berikut ini disajikan dalam bentuk
tabel penjabarannya secara rinci.
Pendidikan matematika (matematika sekolah) merupakan
suatu ilmu yang lahir dari matematika. Pendidikan matematika memenuhi keempat
syarat suatu pengetahuan dikatakan sebagai ilmu. Butuh meode ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan pada pendidikan matematika. Selain itu, objek kajian
sudah jelas karena pendidikan matematika memiliki objek kajian sama dengan
matematika. Namun ada beberapa pengetahuan pada matematika yang tidak menjadi
objek kajian pada pendidikan matematika.
Menurut saya, pendidikan matematika merupakan ilmu
yang lahir dari irisan ilmu mengenai pendidikan dan matematika. Pendidikan
matematika hanya mengambil sebagian objek kajian yang ada di matematika karena
pendidikan matematika bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang
menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dalam membentuk pribadi serta berpandu
pada perkembangan IPTEK.
Ada beberapa pengetahuan atau objek kajian dari
matematika murni yang tidak diajarkan pada pendidikan matematika karena
pengetahuan tersebut dianggap tidak terlalu penting diketahui atau dikuasai
oleh siswa. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh apabila siswa tersebut
betul-betul ingin mendalami matematika.
Pendidikan matematika juga tidak mempelajari secara
mendalam mengenai ilmu pendidikan. Pada pendidikan hanya dipelajari bagaiamana
cara mentransfer ilmu matematika kepada dengan berbagai metode yang baik dan
menyenangkan. Mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan tidak perlu
secara mendetail karena ilmu pendidikan di dalam pendidikan ibaratnya sebagai
alat yang digunakan untuk meraih suatu tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar