Minggu, 16 Maret 2014

KEBERADAAN PENDIDIKAN MATEMATIKA SEBAGAI ILMU

*Akbar Mappiare (091104027)

DEFINISI ILMU
Kata ilmu secara etimologi berarti tahu atau pengetahuan. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “Alima-ya’lamu, dan science dari bahasa Latin Scio, scrie artinya to know. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara terminology ilmu atau science adalah semacam pengetahuan yang mempunyai cirri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat tertentu. Menurut ensiklopedia pengertian ilmu adalah “Ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode tertentu (induksi, deduksi). 

Ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain). Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan  informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka

Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Persyaratannya tersebut yaitu:
  1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
  2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
  3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
  4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

PENDIDIKAN MATEMATIKA

Pengertian matematika sekolah menurut Erman Suherman (1993) mengemukakan bahwa matematika sekolah merupakan bagian matematika yang diberikan untuk dipelajari oleh siswa sekolah (formal), yaitu SD, SLTP, dan SLTA. Menurut Soedjadi (1995) matematika sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa.

Matematika di sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Para siswa memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan prkatis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dapat berhitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer. Selain itu, agar siswa mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut untuk memahami bidang studi lain, dan agar para siswa mampu berpikir logis, kritis, praktis, serta berpikir positif dan kreatif. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar oleh karena itu, matematika memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa agar mempunyai bekal pengetahuan dan pembentukan sikap serta pola pikirnya.

Pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik:
1.      Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan matematika.
3.      Memecahkan masalah, meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.      Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, diagram, untuk memperjelas masalah.
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Sebagai bahan untuk mengingatkan kita akan standar kompetensi pelajaran matematika ini maka berikut ini disajikan dalam bentuk tabel penjabarannya secara rinci.

Pendidikan matematika (matematika sekolah) merupakan suatu ilmu yang lahir dari matematika. Pendidikan matematika memenuhi keempat syarat suatu pengetahuan dikatakan sebagai ilmu. Butuh meode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan pada pendidikan matematika. Selain itu, objek kajian sudah jelas karena pendidikan matematika memiliki objek kajian sama dengan matematika. Namun ada beberapa pengetahuan pada matematika yang tidak menjadi objek kajian pada pendidikan matematika.




Menurut saya, pendidikan matematika merupakan ilmu yang lahir dari irisan ilmu mengenai pendidikan dan matematika. Pendidikan matematika hanya mengambil sebagian objek kajian yang ada di matematika karena pendidikan matematika bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dalam membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan IPTEK. 


Ada beberapa pengetahuan atau objek kajian dari matematika murni yang tidak diajarkan pada pendidikan matematika karena pengetahuan tersebut dianggap tidak terlalu penting diketahui atau dikuasai oleh siswa. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh apabila siswa tersebut betul-betul ingin mendalami matematika. 

Pendidikan matematika juga tidak mempelajari secara mendalam mengenai ilmu pendidikan. Pada pendidikan hanya dipelajari bagaiamana cara mentransfer ilmu matematika kepada dengan berbagai metode yang baik dan menyenangkan. Mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan tidak perlu secara mendetail karena ilmu pendidikan di dalam pendidikan ibaratnya sebagai alat yang digunakan untuk meraih suatu tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar